MAKALAH INDIVIDU
PEMIKIRAN
ISLAM KLASIK
(
IBNU TAIMIYAH DAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti
Mata Kuliah AL ISLAM 4 Yang Diampu Oleh
Drs.H.HADI RAHMAT, M.A
OLEH :
NAMA : YULI ASTUTI
NPM : 13330013
KODE : B.2.6
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji
syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah denngan judul “pemikiran islam klasik” dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas AL ISLAM
4 yang diampu oleh Drs.H.HADI RAHMAT, M.A
.Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah
SWT .yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun makalah ini.
2. Drs.H.HADI
RAHMAT, M.A selaku pengampu mata kuliah al islam 4.
3. Orang
tua penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
4. Semua
pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberi manfaat terutama bagi
penulis dan yang membacanya.
Metro, Oktober
2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL...................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFATAR
ISI................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang.................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
IBNU TAIMIYAH
Riwayat hidup................................................................................................................... 2
Karya dan perjuangan....................................................................................................... 2
Pemikiran pembaharuan.................................................................................................... 2
MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Riwayat hidup................................................................................................................... 3
Karya dan perjuangan....................................................................................................... 4
Pemikiran pembaharuan.................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 6
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan
sejarah Islam, sejak abad ke-4 H./11 M. sungguh sangat memprihatinkan.
Kelemahan dan kemunduran bagaikan virus ganas yang melanda dan menggerogoti
tubuh ummat Islam, sebagai akibat dari datangnya ujian bencana yang silih
berganti, baik dari luar maupun dari dalam. Teror bangsa Tartar dari timur dan serangan kaum Salibis
dari Barat menimbulkan nestapa dan kesegsaraan bagi kaum Muslimin. Berbagai
peristiwa tragis saat negeri Syam jatuh ke tangan penjajah Eropa Salibis selama
kurang lebih dua abad. Mereka berhasil menduduki Damaskus dan sekitarnya,
seirig pula dengan jatuhnya masjid al-Aqsha ke tangan mereka. Perang
berlangsung cukup lama antara ummat Islam dengan bengsa Prancis, yang pada
akhirnya mereka mampu menguasai wilayah Dimyat dan Mesir.
Pengaruh
Ibnu Taimiyah dalam usaha menyebarkan ide-idenya pada saat itu kelihatannya
hanya terbatas pada barisan pengikutnya yang pertama dan tidak menyebar ke
dalam barisan keagamaan. Ia
belum berhasil menciptakan gerakan besar, tetapi dinamika ide-idenya teap
berlanjut terus mempengaruhi sejarah intelektual Islam.
Sementara itu Sekitar abad ke-18 M Islam mengalami stagnasi pemikiran. Pada
Umumnya umat Islam disibukkan oleh asketisme[1] dimana pintu ijtihad telah
tertutup semakin gencar. Di samping itu, tradisi yang bersifat bid’ah dan
khurafat semakin merajalela. Kondisi semacam itu menimbulkan inspirasi dan
motivasi bagi Muhammad bin abd Wahab untuk merespon dengan mencoba menggagas
kembali semangat rujuk kepada ajaran Islam murni, sebagaimana yang pernah dilakukan
oleh para pendukung Ahmad ibnu Hanbal dan Ibnu Taimiyah.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Riwayat hidup Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab?
2. Apakah karya dan perjuangan dari Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab?
3.
Apakah pemikiran pembaharuan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab?
C. Tujuan
1.
mengetahui Riwayat hidup Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab
2. mengetahui karya dan perjuangan dari Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab?
3. Mengetahui pemikiran pembaharuan Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdu Wahab?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ibnu Taimiyah
1.
Riwayat hidup
Sepanjang sejarah, asal kata “Taimiyah” adalah dari
kakeknya yang bernama Muhammad bin Al Khadar. Beliau ketika pergi haji ke
Mekkah melalui jalan Taima’. Sekembalinya dari haji, istrinya melahirkan anak
perempuan yang kemudian diberi nama Taimiyah. Dan keturunannya dinamai Ibnu
Taimiyah. Ahmad Taqiyuddin yang kemudian dikenal dengan nama Ibnu Taimiyah
lahir di desa Heran, sebuah desa kecil di Palestina, tanggal 10 Rabi’ul Awal tahun
661 H. Ia sejak kecil belajar agama dari ayahnya, Syihabuddin. Beliau adalah
seorang ulama penganut madzhab Hanbali, begitu juga ayah dari Syihabuddin
(kakek Ibnu Taimiyah) Majduddin juga ulama besar bermadzhab Hanbali. Sejak
usianya 7 tahun, yaitu tahun 667 H, seluruh keluarga Ibnu Taimiyah mengungsi ke
Damsyik, Syiria, karena desanya terancam akan serangan orang kafir, yaitu
tentara Tartar yang kala itu sudah menduduki Baghdad..
2.
karya dan perjuangannya
karya beliau
yaitu berupa dalam bidang penulisan buku dan karya ilmiah . beliau berjihad
dengan pedang dan menyemangati kaum muslimin untuk berperang, baik dengan
perkataan dan perbuatan beliau. Beliau berputar-putar dengan pedangnya di medan
pertempuran dengan menunggang kuda dengan sangat lihai dan berani. Orang-orang
yang menyaksikan beliau dalam peperangan penaklukkan kota ’Ukaa, terkagum-kagum
dengan keberaniannya dan serangannya terhadap musuh. Adapun jihad beliau dengan
pena dan lisan. Maka beliau rahimahullah telah berdiri di depan
musuh-musuh Islam dari penganut berbagai agama, aliran, isme yang bathil, dan
ahlul bid’ah bagaikan gunung yang kokoh. Kadang dengan perdebatan langsung,
terkadang pula melalui tulisan.
3.
pemikiran pembaharuannya
Adapun
beberapa upaya pembaharuannya antara lain sebagai berikut:
a.
sebagian besar aktivitasnya
diarahkan untuk memurnikan paham tauhid.
b.
ia menggalakkan umat Islam agar bergairah
kembali menggali ajaran-ajaran Al-Qur’an dan hadits, serta mendorong mereka
melakukan ijtihad dalam menafsirkan ajaran-ajaran agama.
c.
karena untuk kembali pada Al-Qur’an dan hadits diperlukan ijtihad, maka ia
menentang taklid.
d.
di dalam berijitihad tidak terikat
pada madzhab atau imam.
e.
dalam bidang hukum Islam, Ibnu
Taimiyah menawarkan suatu metode baru
B. Muhammad bin Abdu Wahab
1. Riwayat hidup
Syeikh Muhammad
bin ʿAbd al-Wahhāb dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung Uyainah
(Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh,
ibukota Arab Saudi sekarang. Dia tumbuh dan dibesarkan
dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah seorang tokoh agama di
lingkungannya. Sedangkan kakak laki-lakinya adalah seorang qadhi (mufti besar),
sumber rujukan di mana masyarakat Najd
menanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan agama. Sebagaimana
lazimnya keluarga ulama, maka Syeikh Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb sejak masih
kanak-kanak telah dididik dengan pendidikan agama yang diajar sendiri oleh
ayahnya, Syeikh ʿAbd al-Wahhāb. Berkat bimbingan orangtuanya, ditambah dengan
kecerdasan otak dan kerajinannya, Syeikh Muhammad bin ʿAbd al-Wahhāb berhasil
menghafal 30 juz al-Quran sebelum berusia sepuluh tahun. Setelah itu, dia
diserahkan oleh orangtuanya kepada para ulama setempat sebelum akhirnya mereka
mengirimnya untuk belajar ke luar daerah .
Saudara
kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, menceritakan betapa bangganya Syeikh Abdul Wahab,
ayah mereka, terhadap kecerdasan Muhammad. Ia pernah berkata, "Sungguh aku
telah banyak mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan anakku Muhammad, terutama
di bidang ilmu Fiqh". Setelah mencapai usia dewasa, Syeikh Muhammad bin
ʿAbd al-Wahhāb diajak oleh ayahnya untuk bersama-sama pergi ke tanah suci Mekkah
untuk menunaikan rukun Islam
yang kelima - mengerjakan haji di Baitullah. Ketika telah selesai menunaikan
ibadah haji, ayahnya kembali ke Uyainah sementara Muhammad tetap tinggal di
Mekah selama beberapa waktu dan menimba ilmu di sana. Setelah itu, ia pergi ke
Madinah untuk berguru kepada ulama disana. Di Madinah, ia berguru pada dua
orang ulama besar yaitu Syeikh Abdullah bin
Ibrahim bin Saif an-Najdi dan Syeikh Muhammad
Hayah al-Sindi.
2.
karya dan perjuangannya
karya yang dihasilkan yaitu berupa buku-buku karangannya
tentang islam mencapai puluhan buku, diantaranya buku yang berjudul “Kitab
At-Tauhid” yang isinya tentang pemberantasan syirik, khurafat, takhayul dan
bid’ah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar
kembali kepada ajaran tauhid yang murni.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dikenal di dunia Islam berkat perjuangannya
memurnikan ajaran Islam melalui pemurnian tauhid. Masalah tauhid, yang
merupakan pondasi agama Islam mendapat perhatian yang begitu besar oleh Syekh
Muhammad Abdul Wahhab. Perjuangan tauhid beliau terkristalisasi dalam ungkapan
la ilaha illa Allah. Menurut beliau, aqidah atau tauhid umat telah dicemari
oleh berbagai hal seperti takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC) yang bisa
menjatuhkan pelakunya kepada syirik. Aktivitas-aktivitas seperti mengunjungi
para wali, mempersembahkan hadiah dan meyakini bahwa mereka mampu mendatangkan
keuntungan atau kesusahan, mengunjungi kuburan mereka, mengusap-usap kuburan
tersebut dan memohon keberkahan kepada kuburan tersebut. Seakan-akan Allah SWT
sama dengan penguasa dunia yang dapat didekati melalui para tokoh mereka, dan
orang-orang dekat-Nya. Bahkan manusia telah melakukan syirik apabila mereka
percaya bahwa pohon kurma, pepohonan yang lain, sandal atau juru kunci makam
dapat diambil berkahnya, dengan tujuan agar mereka dapat memperoleh keuntungan.
Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid
bin al-Khattab ra. yang gugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan
gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu waktu dulu,
hanyalah berdasarkan prasangka belaka. Karena di sana terdapat puluhan syuhada’
(pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka. Bisa
saja yang mereka anggap makam Zaid bin al-Khattab itu adalah makam orang lain.
Tetapi oleh karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur beranggapan
bahwa itulah makam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membina sebuah
masjid di dekatnya. Makam itu kemudian dihancurkan oleh Syeikh Muhammad bin
Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Muammar. Pergerakan Syeikh
Muhammad tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian menghancurkan beberapa makam
yang dipandangnya berbahaya bagi ketauhidan. Hal ini menurutnya adalah untuk
mencegah agar makam tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat
Islam setempat.
3. pemikiran
pembaharuannya
kerangka
pemikiran muhammad bin abd. wahab berangkat dari pemahaman ketauhidan kepada
allah. ia membagi ketauhidan menjadi dua, yaitu tauhid uluhiyah dan tauhid
rububiyah. tauhid uluhiyah artinya tauhid untuk menetapkan bahwa sifat
ketuhanan itu hanya milik allah, dengan penyaksian bahwa tidak ada tuhan selain
allalh, yang dilahirkan dengan mengucapkan kalimat “laa ilaaha illallah”. dalam
pemikiran muhammad bin abd. wahab, tauhid uluhiyah inilah yang dibawa oleh para
nabi dan rasul, sementara tauhid rububiyah hanyalah bentuk penyelewengan
pengabdian manusia kepada selain allah. dengan demikian ia berpendapat bahwa
satu-satunya cara untuk menyelamatkan manusia dari kemusyrikan dan kegelapan
adalah kembali kepada kitabullah. menurut muhammad bin abd. wahab, pemurnian
akidah merupakan pondasi utama dalam pendidikan islam. ia juga menegaskan bahwa
pendidikan melalui teladan atau contoh merupakan metode pendidikan yang paling
efektif. hal ini sejalan dengan pemikiran muhammad bin abd. wahab agar umat
manusia kembali kepada rasulullah dan para sahabatnya sebagai suri tauladan
yang sangat baik bagi manusia.
Prinsip-prinsip dasar ajaran
Muhammad bin Abd. Wahab didasarkan atas ajaran Ibn Taimiyah dan Mazhab Hambali,
yaitu:
a) Ketuhanan
Yang Esa yang mutlak
b) Kembali
kepada ajaran Islam sejati, seperti termaktub dalam Al-Quran dan Hadits
c) Tidak
dapat dipisahkannya kepercayaan dari tindakan, seperti shalat dan pemberian
amal
d) Percaya
bahwa al-Quran itu bukan ciptaan manusia
e) Kepercayaan
nyata terhadap al-Quran dan hadits
f) Percaya
akan takdir
g) Mengutuk
segenap pandangan dan tindakan yang tidak benar
4.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin
Abd. Wahab mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan pada
periode modern di antaranya:
a) Hanya al-Quran dan al-hadits yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran
a) Hanya al-Quran dan al-hadits yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran
Islam, pendapat ulama tidak merupakan sumber
b) Taqlid kepada ulama tidak diperbolehkan
c) Pintu ijtihad tidak tertutup tetapi terbuka
b) Taqlid kepada ulama tidak diperbolehkan
c) Pintu ijtihad tidak tertutup tetapi terbuka
DAFTAR PUSTAKA






0 komentar:
Posting Komentar